Dalam
sebuah perjalanan. Ketika itu Rasulullah Saw bersama seorang budak yang
biasa dipanggil dengan nama Anjasah. Suara Anjasah yang demikian besar
membuat unta yang sedang dituntunnya menjingkrak-jingkrak. Setiap kali
Anjasah berkata dengan suara tinggi, maka unta itu bergerak tanpa
kontrol karena terkejut. Hal itu membuat para wanita yang sedang berada
diatas punggung unta hampir-hampir saja terjatuh.
Melihat
yang demikian itu, saking perhatiannya kepada para wanita, Rasulullah
Saw segera menegur Anjasah, kemudian memintanya untuk melirihkan
suaranya.
"Perlakukanlah
gelas-gelas kaca itu dengan lemah lembut, hai Anjasah!!" kata beliau
mengingatkan. Dan maksud dari gelas-gelas kaca itu adalah para wanita
Ungkapan
yang begitu indah. Mengagumkan. Sungguh bahasa yang beliau pilih untuk
mengilustrasikan karakteristik kaum wanita adalah sangat tepat. Mereka
memiliki kelembutan rasa. Selembut belaian angin sepoi-sepoi, bahkan
lebih lembut lagi. Mereka mempunyai kehalusan jiwa, sehalus sutera
China, bahkan lebih. Hal inilah yang mendorong Rasulullah Saw begitu
nyaman menyebut kaum wanita dengan istilah ‘gelas-gelas kaca’.
Gelas-gelas
kaca itu bening. Sebening embun, bahkan lebih bening. Gelas-gelas kaca
itu bersih. Sebersih semburat surya di waktu dhuha, bahkan lebih bersih
lagi. Selalu menyenangkan hati orang yang menatapnya. Karena memang
naluriah manusia cenderung mencintai keindahan. Dan gelas-gelas kaca itu
punya tabiat dasar bersih serta indah. Berarti ini sangat tepat.
Wanita
memiliki kelembutan jiwa, kepekaan hati serta sensitivitas rasa. Namun
tabiatnya yang indah suatu saat bisa saja ternoda manakala ia keluar
ataupun 'dipaksa' keluar dari rel fitrahnya. Demikian halnya dengan
gelas-gelas kaca itu, ia bisa saja pecah ketika terjatuh atau
dijatuhkan. Ia juga bisa kotor karena debu-debu nakal yang menempel
padanya. Oleh karena itulah Rasulullah Saw begitu hati-hati dalam
menyebutnya, apalagi bermuamalah dengannya.
Rifqon bil Qowārir…!!!
* Kalimat itu adalah seruan bagi kaum laki-laki untuk bersikap santun dan lemah lembut pada wanita.
*
Ia adalah peringatan bagi orang tua agar betul-betul mendidik dan
membimbing putrinya agar tidak rusak ataupun retak. Rusak akhlaknya,
retak kemuliaannya.
*
Ia adalah teguran bagi orang tua maupun para suami yang telah
melalaikannya, tidak mendidiknya dengan pendidikan yang utama, tidak
menjaganya dengan baik dan tidak mengajarinya akhlak atau pekerti yang
luhur.
*
ia merupakan larangan bagi siapapun yang hendak menjerumuskannya ke
dalam gelombang fitnah, dan juga peringatan keras atas orang-orang yang
hendak menanggalkan 'izzah-nya.**
salam_sitijamilahamdi
0 comments:
Post a Comment
Thaks Pal