Ratu, seekor spesies badak Sumatra yang terancam
punah, melahirkan badak berjenis kelamin jantan di sebuah penangkaran di
Way Kambas, Lampung, Sabtu dini hari (23/6). Selain melahirkan seekor
badak langka, kelahiran seekor badak Sumatra di penangkaran sendiri baru
terjadi tiga kali dalam satu abad terakhir. Kelahiran bayi jantan ini
merupakan yang keempat di penangkaran.
“Ratu melahirkan badak jantan pada Sabtu pukul 00:45. Baik Ibu dan si anak dalam kondisi sehat," kata Widodo Ramono, pegiat lingkungan yang bekerja di penangkaran tersebut.
Sebagai gambaran, badak Sumatra (Dicerorhinus sumatrensis) merupakan spesies hewan yang terancam pundah dan mengalami penurunan populasi hingga 50 persen dalam 20 tahun terakhir. Penyebab utamanya adalah perburuan liar dan hilangnya habitat alami mereka di hutan tropis. Saat ini, diperkirakan hanya tersisa kurang dari 200 ekor badak Sumatara tersisa di dunia. Sebagian besar hidup di kawasan terisolasi di Asia Tenggara.
Tiga kelahiran badak Sumatra terakhir di penangkaran dalam satu abad ini seluruhnya terjadi di kebun binatang Cincinnati Zoo, Ohio, Amerika Serikat. Salah satunya adalah Andalas, badak Sumatra jantan yang lahir 13 September 2001 lalu. Andalas inilah yang dibesarkan di penangkaran lalu baru-baru ini diantarkan ke Indonesia, untuk kawin dengan Ratu.
Ratu merupakan badak Sumatra betina yang lahir dan tumbuh besar di alam liar. Ia kemudian menjelajah hingga ke luar hutan lalu diamankan oleh para konservasionis dan kini tinggal di penangkaran badak di Taman Nasional Way Kambas, Lampung. Sebelum ini, Ratu pernah dua kali keguguran saat diupayakan memiliki keturunan di penangkaran.
“Kehamilan Ratu memunculkan harapan untuk penyelamatan populasi badak Sumatra,” kata Dedi Candra, ketua tim dokter hewan di penangkaran badak Way Kambas. “Seluruh tim sangat antusias untuk menjadi bagian dari momen yang sangat penting dalam sejarah konservasi spesies tersebut,” ucapnya.
(Abiyu Pradipa. Sumber: Phys.Org, News24)
“Ratu melahirkan badak jantan pada Sabtu pukul 00:45. Baik Ibu dan si anak dalam kondisi sehat," kata Widodo Ramono, pegiat lingkungan yang bekerja di penangkaran tersebut.
Sebagai gambaran, badak Sumatra (Dicerorhinus sumatrensis) merupakan spesies hewan yang terancam pundah dan mengalami penurunan populasi hingga 50 persen dalam 20 tahun terakhir. Penyebab utamanya adalah perburuan liar dan hilangnya habitat alami mereka di hutan tropis. Saat ini, diperkirakan hanya tersisa kurang dari 200 ekor badak Sumatara tersisa di dunia. Sebagian besar hidup di kawasan terisolasi di Asia Tenggara.
Tiga kelahiran badak Sumatra terakhir di penangkaran dalam satu abad ini seluruhnya terjadi di kebun binatang Cincinnati Zoo, Ohio, Amerika Serikat. Salah satunya adalah Andalas, badak Sumatra jantan yang lahir 13 September 2001 lalu. Andalas inilah yang dibesarkan di penangkaran lalu baru-baru ini diantarkan ke Indonesia, untuk kawin dengan Ratu.
Ratu merupakan badak Sumatra betina yang lahir dan tumbuh besar di alam liar. Ia kemudian menjelajah hingga ke luar hutan lalu diamankan oleh para konservasionis dan kini tinggal di penangkaran badak di Taman Nasional Way Kambas, Lampung. Sebelum ini, Ratu pernah dua kali keguguran saat diupayakan memiliki keturunan di penangkaran.
“Kehamilan Ratu memunculkan harapan untuk penyelamatan populasi badak Sumatra,” kata Dedi Candra, ketua tim dokter hewan di penangkaran badak Way Kambas. “Seluruh tim sangat antusias untuk menjadi bagian dari momen yang sangat penting dalam sejarah konservasi spesies tersebut,” ucapnya.
(Abiyu Pradipa. Sumber: Phys.Org, News24)
0 comments:
Post a Comment
Thaks Pal